BIDAN yang juga berprestasi dan banyak berkontribusi membantu orang lain ialah Siwi Lestari. Perempuan yang saat ini bertugas di puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, ini mendedikasikan hidupnya menjadi seorang bidan sejak 1995 hingga saat ini atau sudah 27 tahun.
Siwi lahir dari keluarga yang sederhana. Saat hadir sebagai bintang tamu Kick Andy bertajuk Sahabat Masyarakat, yang tayang Minggu (26/6), ia mengatakan bahwa ibunya penjual kelapa dan ayahnya harus merantau ke Kota Surabaya untuk menjadi buruh. Anak ke-7 dari 8 bersaudara ini mengungkapkan, dulu sebenarnya ia ingin menjadi seorang guru taman kanak-kanak (TK).
Namun, sebuah pengalaman semakin meneguhkan tekadnya untuk terus menjadi bidan. Kala itu, salah seorang warga bernama Sri harus dirujuk ke RSUD Pacitan untuk bersalin akibat anemia.
Biaya persalinan dan perawatan memang gratis, ditanggung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Akan tetapi, ada biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan, dari biaya transportasi hingga makan ataupun menginap bagi anggota keluarga yang mengantar. Bagi Sri yang berasal dari keluarga kurang mampu, tentu hal itu memberatkan. Apa yang dialami Sri merupakan gambaran dari permasalahan kesehatan ibu hamil di Desa Sidomulyo yang berjarak 40 kilometer dari Pacitan.
Pada 2013, sekitar setengah atau tepatnya 52% dari 70-an ibu hamil mengalami anemia. Siwi pun menggali ide berupa hal-hal sederhana yang mudah dilakukan tapi signifikan memangkas angka anemia pada ibu hamil.
Pada 2013 pula, Siwi mengajak para ibu hamil di desanya melakukan program Jamini alias Jaga Ibu dari Anemia. Ia mewajibkan ibu-ibu hamil untuk menanam bayam dan katuk, memelihara ayam, serta mengonsumsi tablet Fe (zat besi). Melalui program ini para ibu bisa menghemat paling tidak Rp3.000 per hari untuk membeli sayuran.
Untuk mengatasi keterbatasan lahan, Siwi pun menyarankan kepada ibu-ibu hamil tersebut untuk menanam di pot maupun memanfaatkan barang bekas pakai, termasuk bekas kemasan minyak.
Hasil membanggakan pun ditorehkan sejak 2016 hingga sekarang; belum ada ibu hamil yang dirujuk ke rumah sakit. Konsentrasi Siwi tidak hanya mengurangi angka anemia pada ibu hamil, sebagai bidan ia juga bertugas mengajak para ibu memberikan ASI eksklusif lewat program Berburu ASI di 2013.
Belakangan, Siwi juga tergerak untuk membuat sebuah gerakan yang ditujukan kepada masyarakat, yang diberi nama Gardu Gempita. Gerakan ini merupakan salah satu wadah dalam memberikan penanganan yang intensif bagi balita kurang gizi (stunting) dan ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) di Desa Sidomulyo. (*/M-1)
Recent Comments