
Komunitas Salihara Arts Center baru saja menggelar festival musik jazz progresif dalam gelaran Salihara Jazz Buzz 2024, akhir Februari dan awal Maret lalu. Dalam festival tersebut, Salihara Jazz Buzz menampilkan ragam pilihan genre, komposisi dan presentasi konsep musik baru.
Tahun ini, Jazz Buzz menampilkan tiga musisi pilihan yang merupakan undangan terbuka yakni A6 Ensemble, Borderline, dan Riki Danni. Ketiganya dipilih karena dapat memberikan nuansa baru bagi pecinta musik jazz Tanah Air. Mereka juga dipilih karena memiliki latar belakang pendidikan yang menarik.
“Ketiga grup ini terlihat menonjol di antara yang lain karena ketiganya mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup baik, sekalipun mereka jelas harus bekerja keras untuk menambah pengalaman bermain, khususnya menyerap dan berjuang untuk mencari estetika baru pada karya-karya mereka,” ujar Kurator Musik dan Tari Komunitas Salihara, Tony Prabowo.
Baca juga : Playlist Live Festival 2024 Hadirkan Musisi Terkenal dan Siap Gebrak Kota Bandung
Ia mengatakan jazz dalam kehidupan musik di Indonesia menjadi salah satu genre terkuat dan banyak diminati. Oleh karena itu, Salihara hadir untuk memberikan tawaran kebaruan akan hal tersebut.
Profil Penampil
1. Riki Danni
Baca juga : Joyland Festival Jakarta Lengkapi Penampilan dengan D4vd, EAJ, dan Masih Banyak Lagi
Riki merupakan seorang saksofonis dan komponis asal Indonesia. Karya musiknya terinspirasi dari musisi-musisi seperti Jaubi, Braxton Cook, Shubh Saran, Guernica Quartet, dan SOIL & PIMP. Riki gemar menciptakan karya-karya fusion jazz yang memiliki unsur-unsur etnis mancanegara dan elektronik, sebagai usaha untuk menghadirkan musik yang keluar dari kosabunyi jazz tradisional.
Principles adalah karya musik orisinil Riki Danni yang dikemas dengan gaya musik fusion jazz dan terinspirasi dari sejumlah konsep musik etnis, terutama dari Jepang, Eropa, dan Timur Tengah. Ia menggabungkan elemen-elemen musik elektronik dengan berbagai pengaruh budaya tersebut untuk menyampaikan narasi tentang pencarian jati diri.
Tiap karya musik yang ditampilkan mengangkat narasi sebuah filosofi atau prinsip hidup tertentu, sekaligus mengajak penonton untuk mempertanyakan validitasnya. Pertunjukan musik ini dibawakan dalam format ensambel berisi saksofon, flute, gitar, keyboard, bas elektrik, perkusi, dan drum. Karya ini diwarnai dengan permainan improvisasi dari tiap instrumen sepanjang pertunjukkan.
Baca juga : The Papandayan Jazz Festival 2023 Suguhkan Musik dan Edukasi
2. A6 Ensemble
A6 Ensemble merupakan sebuah grup musik Instrumental Ethnic Fusion yang lahir di Yogyakarta pada pertengahan 2019. Perjalanan A6 Ensemble dimulai saat menjadi penampil pada pameran tunggal I Nyoman Sukari dan memperkenalkan diri sebagai A6 Percussion. Dengan fokus awal bermain perkusi, nama A6 diambil dari ukuran pada stik drum dan terbentuk untuk mengisi acara kesenian seperti pameran dan pertunjukan.
Seiring berjalannya waktu, nama A6 Percussion kemudian diubah menjadi A6 Ensemble, dengan alasan adanya perubahan formasi yang tidak hanya fokus pada permainan perkusi saja.
Baca juga : Apresiasi 75 Ribu Penonton, Ismaya Hadirkan We The Fest After Treats
Pada akhir 2019 hingga sekarang, A6 Ensemble mulai merambah ke penciptaan karya musik instrumental yang lebih serius dengan menentukan visi dan misi grup musik ini. Setelah melalui perjalanan panjang, pada Februari 2022 A6 Ensemble berhasil meluncurkan single pertama yang berjudul LAGAS. Pada akhir 2022, A6 Ensemble kembali merilis single kedua dengan judul HOPE. Karya-karya ini dapat didengarkan di seluruh platform musik digital.
3. Borderline
Borderline adalah grup jazz asal Indonesia yang terbentuk pada 2022 dan terdiri dari empat musisi muda berusia 20–25 tahun, yaitu Muhammad Rega Dauna (harmonika), Brandon Julio (bas), Michael Ananda (gitar), dan Timoti Hutagalung (drum).
Nama Borderline digunakan karena para anggotanya tinggal di perbatasan kota. Borderline memulai karier dengan bermain jazz di bar Jakarta. Borderline mulai tampil pada gigs kecil di Jakarta Selatan, kemudian tampil pada festival-festival besar seperti Ngayogjazz, Suara Festival, Java Jazz, dan Esplanade’s Jazz. Mereka juga mewakili Indonesia dalam Europe Tour 2022.
Selama Europe Tour pada Agustus–Oktober 2022, Borderline menggelar konser jazz di 11 negara. Borderline merilis CD edisi Eropa berjudul Eye of The Universe, yang terdiri dari lima lagu berjudul Jakarta City, Blackrose, Gray Sun, Eye of The Universe, dan Ana Maria oleh Wayne Shorter. (RO/Z-11)
Recent Comments