Peringati HUT RI di Lisabon, Menteri Johnny Ungkap Sejarah Hubungan RI-Portugal


WARGA Negara Indonesia dan Portugal memiliki hubungan yang erat meski dipisahkan daratan dan lautan luas. Jalinan sejarah hubungan kedua negara telah dimulai sejak Portugal mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia, yang diikuti dengan pembukaan Kantor Perwakilan Portugal di Jakarta pada 13 Mei 1950.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan dari tahun ke tahun hubungan bilateral kedua negara makin produktif.  Bahkan, di tingkat pertemuan antar Menteri Luar Negeri dan Senior Official Meeting pada 2010, Portugal dan Indonesia telah membentuk forum konsultasi bilateral dalam forum PBB. 

“Babak baru hubungan bilateral Indonesia-Portugal dibuka kembali pada 1999. Sejak saat itu, hubungan bilateral kedua negara menjadi produktif,” ungkap Johnny dalam acara Diplomatic Reception ‘Strengthening Indonesia-Portugal Relations’. To Commemorate the 77th Anniversary of The Independence of The Republic of Indonesia,” di Kedutaan Besar RI untuk Portugal di Lisabon, Jumat (23/9) sore. 

Baca juga: Menkominfo Harapkan WNI Melangkah Maju Menuju Masa Depan Digital

Menteri Johnny menyatakan sejarah hubungan Indonesia dan Portugal dapat ditelusuri dari kisah Penjelajah Portugis, Alfonso de Albuquerque, yang tiba di Kepulauan Nusantara untuk mencari rempah-rempah pada 1511. Sejak saat itu, banyak peninggalan budaya Portugis yang dapat ditemukan dalam berbagai aktivitas keseharian masyarakat Indonesia

“Seperti dalam bahasa, musik, praktik keagamaan, dan arsitektur sejarah. Ini merupakan aset penting bagi hubungan bilateral Indonesia-Portugal di masa depan,” tuturnya.

Menkominfo menyebut Portugal terkenal di Indonesia karena negara yang terletak di Eropa bagian barat itu memiliki berbagai klub sepak bola dengan banyak prestasi di kancah internasional, seperti FC Porto dan Benfica, dan Sporting Lisbon.

“Portugal juga memiliki pemain sepak bola kelas dunia seperti Cristiano Ronaldo, Luis Figo, Pepe, Deco, Ricardo Carvalho, dan Eusebio. Semuanya memiliki bakat yang luar biasa.  Mereka sangat terkenal di Indonesia pada zaman dan generasinya masing-masing,” ujarnya. 

Sementara dalam bidang keagamaan, Menteri Johnny menyatakan  di Larantuka, Flores Timur, pulau tempat ia dilahirkan, masyarakat setempat telah mengadakan tradisi keagamaan “Semana Santa” selama 500 tahun terakhir, yang identik dengan tradisi Portugis.

“Sebagai tradisi tahunan yang digelar menjelang perayaan Paskah, Semana Santa menjadi momentum penting bagi masyarakat Larantuka untuk berkumpul, dan menjadi salah satu destinasi wisata religi penting di Indonesia,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Menkominfo mengungkapkan di daerah itu juga banyak ditemukan nama keluarga Portugis seperti Da Gama, Da Silva, Da Gomez, Da Cunha, Da Lopez, Da Costa, Da Rato, Fernandez, Carwayu (Carvalho), Rodriquez. 

“Kita juga dapat dengan mudah menemukan nama keluarga Portugis. Belum lagi nama keluarga saya dari pihak ibu saya yaitu Parera, dan nama panggilan lainnya yaitu Don, Ximenes, Soares, Alvares, Tavares, Pedro, Jasinta, Maria, Jose, dan lain sebagainya, di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, khususnya di Flores dan Kepulauan Timor,” jelasnya.

Menteri Johnny juga menyatakan upaya membina hubungan sosial budaya antara Indonesia dan Portugal juga terus dilakukan melalui penandatanganan kerja sama Kota Kembar (Sister City) antara Larantuka, Kabupaten Flores Timur dan Fatima, Distrik Ourem pada Mei 2012. 

“Sebelumnya telah terjalin kerja sama Kota Kembar (Sister City) lainnya antara Kabupaten Sikka, Flores dan Lagos Algarve City melalui penandatanganan letter of intent di Lagos pada 22 Mei 2007,” ujarnya.

Menkominfo menilai upaya memperkuat kerja sama Kota Kembar sangat penting mengingat ikatan sejarah yang erat, yang terbentuk sejak kepergian pelaut Portugis dari Indonesia 500 tahun yang lalu. 

“Dalam konteks ini, saya berharap ke depan dapat terjalin kerja sama Kota Kembar baru, antara Labuan Bajo, salah satu destinasi wisata prioritas Indonesia di Pulau Flores, dengan salah satu kota di Portugal, misalnya Porto, Evora, atau Braga,” tuturnya. 

Menteri Johnny meyakini upaya itu dapat terwujud di bawah kepemimpinan Duta Besar Republik Indonesia untuk Portugal HE Rudy Alfonso, dan Duta Besar Portugal untuk Indonesia, HE Maria Joao Falcao Poppe Lopes Cardoso.

“Merupakan cita-cita dan harapan saya yang setinggi-tingginya, agar Indonesia dan Portugal, baik pemerintah maupun rakyatnya, dapat menjaga hubungan erat di masa mendatang. Obrigado, dan marilah kita terus menikmati acara yang luar biasa pada malam ini,” ungkapnya.

Dalam peringatan itu, hadir Ketua Mahkamah Konstitusi Portugal, João Pedro Barrosa Caupers; Menteri Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tertinggi, Elvira Beruntung; serta Duta Besar Republik Indonesia untuk Portugal, Rudy Alfonso sebagai tuan rumah. (RO/OL-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »