Nilai Tukar Rupiah Menguat, Sri Mulyani: Lebih Tinggi dari Thailand, India, dan Filipina


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sehingga mendukung stabilitas perekonomian. Secara Year to Date (YtD), nilai tukar rupiah pada 28 April 2023 menguat sebesar 6,12 persen.

“Lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi Baht Thailand (1,35 persen), Rupee India (1,10 persen), dan Peso Filipina (0,67 persen),” ujar dia dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di LPS Learning Center, Gedung Pasific Century Place, Jakarta Barat, pada Senin, 8 Mei 2023.

Menurut Sri Mulyani, ke depan, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakan terus berlanjut didorong surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Hal itu sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. 

Bendahara negara juga menjaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 tercatat sebesar 5,03 persen Year on Year (YoY). Angka tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya (kuartal empat 2022) di level 5,01 persen YoY. 

“Tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi didukung oleh ekspor yang tetap tumbuh tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi Pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan invetasi nonbangunan yang tetap baik,” ucap Sri Mulyani.

Ke depan, dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Perkiraan ini didukung konsumsi swasta yang semakin baik seiring meningkatnya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan menguatnya daya beli sebagai dampak dari penurunan inflasi.

Selain itu, investasi tetap juga berlanjut didukung oleh investasi nonbangunan yang tetap kuat sejalan dengan perbaikan konsumsi domestik dan dampak hilirisasi. Kinerja ekspor tetap kuat didorong oleh ekspor nonmigas yang tumbuh tinggi dengan negara tujuan utama Cina, AS, dan Jepang.

Iklan

“Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan bias atas dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3 persen,” tutur dia. 

Adapun pada akhir perdagangan hari ini, rupiah tercatat jeblok seiring dengan penurunan cadangan devisa per April 2023. Rupiah melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp 14.711 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.678 per dolar AS.

“Rupiah melemah, tertekan oleh data cadangan devisa yang secara mengejutkan turun dibandingkan bulan lalu menjadi US$ 144,2 miliar,” kata analis DCFX Futures Lukman Leong ketika dihubungi. Cadangan devisa pada periode itu juga lebih rendah dari perkiraan pasar untuk kenaikan ke US$ 146 miliar.

MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA

Pilihan Editor: Rupiah Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Lebih Kuat dari Ekspektasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »