Kenali Pemahaman Healing yang Tepat


DAMPAK perubahan dari situasi kehidupan pada masa pandemi dua tahun belakangan ini memberikan banyak sekali pengaruh bagi kehidupan setiap orang. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan dari konstruk berpikir, perubahan sosial, perubahan ekonomi, perubahan kesehatan, bahkan perubahan secara mental. 

Perubahan-perubahan dimaksud, ada yang memberikan efek negatif namun tidak menutup kemungkinan banyak juga memberikan manfaat positif. Hal negatifnya adalah perubahan situasi pada masa pandemi memberikan dampat ketidakpastian hal tersebut mendorong setiap individu maupun masyarakat memberikan reaksi yang tidak bisa sama. Di lain sisi, perubahan positif dari situasi tersebut memberikan dorongan untuk dapat berusaha bertahan dan beradaptasi.

Kemampuan bertahan dan beradaptasi tersebut dimulai dengan menerapkan sebuah pola baru atas sebuah ketidakpastian. Menurut Albert Einstein, adaptation is the measure of intelligence is the ability to change atau adaptasi adalah suatu ukuran kecerdasan untuk berubah. Maka, setiap perubahan yang ada dalam kehidupan kita perlu diberikan suatu kondisi penyesuaian agar dapat bertahan kepada situasi selanjutnya.

Konsep perubahan terhadap kehidupan belakangan ini memberikan dampak yang menarik kepada kepedulian seseorang terhadap kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi sebuah keharusan bagi setiap orang ketika hal-hal yang dirasakan secara psikis memperoleh tekanan hidup, hidup menjadi terasa berat dan menyesakan, dan memengaruhinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Kini, orang mulai terlihat aware terhadap kesehatan mental melalui pencarian mandiri kepada mesin pencari google terhadap hal yang ia rasakan. Semua bisa dimulai dari mengapa dia sering merasa sedih, marah, mengalami tekanan hidup yang berkepanjangan, hingga bagaimana seseorang perlu mengatasinya melalui proses yang bernama healing

Ya, kata healing saat ini sudah mulai akrab di telinga kita. Hal itu tidak terlepas dari adanya perkembangan teknologi saat ini yang memberikan ragam penayangan kreatif video dan suara serta konsep yang identik bahwa healing sebagai sebuah cara melepaskan diri dari segala tekanan. Caranya ialah melalui pergi ke sebuah tempat yang menyenangkan, melegakan, dan menarik lainnya. Pertanyaannya, apakah konsep healing menjadi semudah itu diterapkan seseorang ketika mengalami persoalan hidup? Yang pasti kita perlu mencermati lagi kata healing tersebut.

Apa itu healing

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa ‘tiada kesehatan, tanpa kesehatan mental’. Hal ini tentunya bukanlah tidak tanpa sebab WHO memberikan pernyataan demikian. Kebutuhan kesehatan mental memang bentuk diperlukan oleh semua orang sebab memelihara kesehatan mental yang tepat dapat memberikan konsistensi kemampuan seseorang untuk mengelola kesehatan secara utuh. Healing saat ini digunakan oleh setiap orang untuk mampu mengelola gangguan kesehatan mental yang dialaminya.

Healing merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan sebagai memulihkan diri. Memang healing digunakan sebagai metode untuk menyembuhkan luka batin yang dialami oleh seseorang. Pemulihan diri atau self healing berguna untuk menyelesaikan masalah dari seseorang yang belum selesai sebelumnya, namun dilakukan secara bertahap dan tidak langsung sesegera mungkin untuk benar-benar hilang.

Dalam praktiknya, self healing digunakan oleh beragam praktisi kesehatan mental, mulai dari para psikolog, psikiater, tenaga medis, praktisi yoga dan sebutan lainnya untuk memfokuskan diri terhadap tiga kondisi utama di dalamnya yaitu pikiran, tubuh, dan perilaku melalui terapi sehingga kondisi psikisinya bisa kembali kepada keseimbangan.

Penerapan self healing

Pada dasarnya, penerapan self healing bisa dilakukan oleh setiap orang dengan cara yang sederhana namun bisa juga menjadi kompleks. Hal ini tergantung dari seberapa besar kerentanan psikologis yang dialaminya. Self healing yang sering kali kita amati di media sosial dikonotasikan sebagai upaya untuk menghentikan sementara rasa sakitnya dengan berpindah ke suatu tempat untuk menghibur diri seperti berjalan-jalan, bersenang-senang, bersosialisasi dengan orang lain, dan sebagainya. Namun, sesungguhnya penerapan self healing tidak dapat disederhanakan demikian.

1. Kenali potensi masalahnya

Konsep penerapan self healing, paling sedikitnya dimulai dengan mengenali kondisi tekanan mental apa yang dialami oleh diri kita sendiri. Manusia merupakan makhluk yang sangat unik dan khas diberikan kecerdasan maha tinggi oleh Sang Pencipta tentunya memiliki kemampuan yang sangat baik untuk mengendalikan seluruh anggota badannya. 

Permasalahannya adalah tidak semua individu memberikan izin kepada dirinya untuk dapat mengelola dan merespons masalah yang dihadapinya secara bijak. Hal tersebut memberikan dampak munculnya sebuah konflik bagi dirinya menjadi tambah tertekan, stres, depresi, hingga hal paling ekstrem adalah bunuh diri.

2. Kenali potensi konfliknya

Permasalahan yang dialami tentunya akan menimbulkan persoalan yang seolah tanpa akhir. Tentunya hal yang perlu kita perhatikan atas persoalan tersebut adalah dengan mengenali konflik apa dan siapa yang sedang kita hadapi. Konflik apa dan siapa bisa melihat apakah persoalan saat ini merupakan konflik yang melekatkan diri kita kepada orang lain atau konflik yang melekatkan diri kita dengan diri sendiri. Hal tersebut akan memberikan pendekatan yang berbeda dalam menelaah persoalan yang dihadapi.

Konflik dengan orang lain berkaitan dengan interaksi diri seseorang selama ini dengan orang lain yang meliputi adanya rasa sakit hati, kekecewaan, kesalahpahaman, situasi sosial, situasi ekonomi, persoalan ras, agama, perbedaan cara berpikir, dan sebagainya. Melalui cara kita mengenali konflik dengan orang lain memampukan seseorang untuk dapat menguraikan persoalan apa yang dihadapi dan prioritas apa yang akan dilakukan. 

Sementara itu, konflik dengan diri sendiri diartikan sebagai ketidakmampuan dari diri sendiri menghadapi masalah di luar dirinya dan cenderung menyakiiti serta menghakimi diri sendiri atas persoalan yang dihadapinya. Memahami konflik dengan diri sendiri memerlukan ketenangan emosi dan mengizinkan pikiran untuk beinteraksi secara seimbang kepada emosi baik di dalamnya sehingga dapat memampukannya memberikan respons perilaku yang tepat.

3. Tidak mempermasalahkan sebuah masalah

Ada sebuah motto yang menarik dari Perum Pegadaian yaitu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Apa yang menarik dari motto tersebut bahwa seseorang diajak untuk menyelesaikan sebuah masalah tanpa lagi menambahkan permasalahan baru di dalamnya. Tentunya cara ini dapat diambil sebagai sebuah cara setelah pemetaan masalah dilakukan. Setiap orang akan selalu mengalami masalah dalam hidupnya hampir setiap hari. Namun yang membedakan adalah cara kita memperlakukan masalahnya menjadi sebuah masalah di kemudian hari atau tidak mempermasalahkan lebih lanjut.

4. Lakukan metode grounding

Salah satu cara untuk untuk dapat melakukan self healing dapat menggunakan metode grounding merupakan suatu cara yang digunakan untuk menenangkan diri saat kita mengalami beban psikologis. Cara ini dapat digunakan secara sederhana ketika seseorang mengalami tekanan secara emosional karena bisa diterapkan dalam beberapa menit dan dilakukan kapan saja jika diperlukan. Hal yang dapat dilakukan memberikan fokus kepada pikiran, fokus kepada hal-hal fisik di sekitar yang dapat dirasakan, apa yang kita lihat, raba, dengar, rasakan dan perlu dibicarakan kepada diri kita sendiri dengan cara yang paling baik. 

5. Lakukan metode pencatatan (journaling
Journaling digunakan sebagai metode kegiatan untuk mengekpresikan diri dan memampukan seseorang untuk mengenali kondisi perasaannya secara lebih jujur sehingga diharapkan dapat mengurangi potensi masalah yang dihadapinya. Melalui metode menulis dan mencatat dapat memberikan pengaruh positif kepada pikiran dan perasaan seseorang ketimbang hanya menyimpannya di dalam pikiran dan perasaannya saja akan jauh lebih baik dituangkan melalui tulisan sehingga dapat memampukan ia lebih ekplorasi perasaannya jauh lebih baik.

6. Memilih kebiasaan baru sebagai pengganti

Sebuah persoalan kehidupan sesungguhnya dapat memberikan pemaknaan yang dalam jika kita dapat mengelolanya lebih bijak. Mengganti kebiasaan kita yang lama dalam menghadapi persoalan dengan cara-cara yang baru sebagai bentuk afirmasi positif dari kebiasaan yang lama dapat digunakan sebagai alternatif untuk menuju pemulihan diri. 

Kita dapat mengambil contoh dari situasi pandemi saat ini. Dalam waktu dua tahun terakhir kita terbiasa melihat setiap orang menggunakan masker sebagai antisipasi dari masalah kesehatan. Sebelumnya masker hanya digunakan dalam kondisi tertentu dan tidak digunakan setiap hari. Memilih kebiasaan baru pun demikian, kita memiliki hak istimewa untuk diri sendiri dengan memilih jenis pikiran, emosi dan perilaku apa yang tepat untuk diri kita sebagai bentuk respons terhadap masalah yang dihadapi. 

Ketimbang kita berlarut terhadap kesedihan karena kehilangan, maka dengan cara yang sama kita izinkan emosi untuk menenangkan diri terhadap kehilangan untuk membiasakan diri kita memiliki afirmasi positif terhadap sebuah tekanan yang dialami.






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »