Ira Soelistyo : Ilham lewat Mimpi


MAYA Irawati atau yang akrab disapa Ira Soelistyo memang bukan terjun ke kegiatan sosial karena ketidaksengajaan. Saat menjadi bintang tamu Kick Andy episode Mereka Berhak Hidup yang tayang hari ini di Metro TV  pukul 20.30 WIB,, Ira menuturkan semuanya berawal dari penyakit leukemia yang menimpa anaknya, Aditya Wicaksono Soelistyo, sejak 1984.

Aditya yang saat itu berusia empat tahun berobat ke Belanda karena pelayanan rumah sakit di Indonesia saat itu belum mumpuni. “Menariknya rumah sakit di Belanda waktu itu ada rumah singgahnya. Rumah singgah itu ditujukan untuk pasien dan orangtua anak. Ketika saya sampai di rumah sakitnya, saya sempat diajak jalan-jalan sama dokternya, namanya Profesor Vooute. Dia bilang, ‘Kenapa Ibu saya ajak jalan-jalan? Karena yang pertama dikuatkan itu adalah orangtuanya terlebih dahulu’,” katanya.

Setahun sekali, Ira ke Belanda untuk mengecek kondisi anaknya. Di samping merawat dan mendampingi anaknya, Ira aktif membantu anak-anak di Indonesia melalui Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) yang didirikan pada 1 November 2006 berama dua temannya, yaitu Aniza Mardi Santosa dan Pinta Manullang Panggabean.

Namun, kegiatan itu sempat terhenti saat anak tercintanya meninggal di usia 25 tahun. Di kala itulah, sang anak seolah memberikan kekuatan kepada Ira lewat mimpi. “Itu yang memberi saya kekuatan di dalam diri saya untuk melangkah dengan YKAKI selama ini karena ternyata bisikan itu saya kira adalah bisikan hati dan arahan dari Tuhan untuk saya agar tetap melaksanakannya,” ungkapnya.

Eksistensi YKAKI terus berlanjut. Ia mengatakan sejauh ini sudah 6.844 pasien kanker dari berbagai daerah di Indonesia yang sudah dibantu. YKAKI membantu anak-anak usia 0-18 tahun dengan menanggung biaya makan, minum, transportasi, alat mandi, pampernya, dan bahkan biaya transportasi keluarga.

Ira bersama YKAKI mendirikan rumah singgah yang dinamakan Rumah Kita di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Pekanbaru, dan Manado. “Orangtua kalau nungguin (anaknya), kan, tentunya dia perlu tempat untuk berlindung juga. Maksud saya, untuk dia tidur. Misalnya dia anaknya di rumah sakit, orangtuanya juga bisa pulang ke rumah singgah kita, yang biasanya terletak di Rumah Kita, enggak jauh dari rumah sakit,” ujarnya.

Selain itu, Ira mendirikan Sekolahku untuk anak penderita kanker belajar di tengah menjalani perawatan. Ia mengatakan guru akan datang ke rumah sakit tempat pasien dirawat. Saat ini tercatat 80 guru yang mengajar anak-anak pasien kanker tersebut. Kini, YKAKI memiliki sekitar 80 karyawan.

Lebih lanjut, Ira juga meminta semua pihak untuk membantu anak-anak penderita kanker. Ia mengatakan mereka masih bisa sembuh dan memiliki masa depan yang cerah. Kerja sama dan perhatian semua pihak bisa mewujudkan cita-cita anak penderita kanker tersebut.

“Ayo bantu menyosialisasikan kanker anak bahwa kanker anak bisa diupayakan sembuh. Ayo kita berjuang demi mereka supaya mereka pun juga semangat dan termotivasi,” katanya. (Faj/M-1)





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »