Ilustrasi: tutyqueen.com
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Gaya hidup halal nyatanya sangat relevan untuk semua orang. Hal ini membuat banyak konsumen non-muslim yang akhirnya memilih mempraktikkan gaya hidup halal dan menggunakan produk dari industri halal yang terjamin aman, bersih, dan baik.
“ Sektor halal industri kini menjadi tumpuan banyak negara Muslim maupun Non Muslim untuk menguatkan perekonomian negaranya pasca pandemi global,” kata Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC).
Sapta berbicara saat Bincang Hangat Halal Tourism dihadapan komunitas wartawan terdiri dari Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia ( PJMI) dan Forum Dialog Pariwisata Halal ( FDP Halal). Kegiatan yang diinisiasi oleh pemerhati wisata halal, Hilda Ansariah Sabri di Hilda Holistic House.
“Indonesia memiliki semua komponen untuk menjadi destinasi utama pariwisata halal dunia. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, kekayaan budaya, dan keindahan alam yang luar biasa, RI memiliki peluang emas untuk memimpin pasar ini.” jelas Sapta Nirwandar.
Dalam paparannya, Sapta Nirwandar juga menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata halal, termasuk kebutuhan akan peningkatan infrastruktur dan layanan yang ramah Muslim, seperti fasilitas ibadah, makanan halal, dan akomodasi sesuai syariat.
Ia menekankan pentingnya inovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang terus berkembang. Menurut data dari Global State of Islamic Economy Report, pengeluaran sektor pariwisata halal diproyeksikan mencapai US$ 133 miliar pada tahun 2022, dengan tingkat pertumbuhan yang stabil di tahun-tahun berikutnya.
Ismail Lutan, Ketua PJMI mengatakan bersama pengurus di sejumlah daerah pihaknya terus meningkatkan kualitas dan produktifitasnya untuk membangkitkan ekonomi Islam sebagai kekuatan dunia dan siap melakukan sosialisasi halal industry termasuk halak tourism.
Hingga saat ini, PJMI sudah terbentuk di Jabodetabek (DKI Jakarta), Pekanbaru (Riau), Manado (Sulut), Surabaya (Jatim), Bandung (Jabar), dan Cilegon (Banten).
Tujuh sektor halal industry
Halal industry sendiri mencakup keuangan Islam, pharmacy, food & beverage, kosmetik, modest fashion, halal tourism serta media dan rekreasi. Jadi halal tourism adalah bagian dari 7 sektor halal industry yang terkait dengan praktik Islam dan dikenal sebagai kepatuhan terhadap halal, tambahnya.
Negara -negara non muslim terutama pasca COVID-19 aktif menjaring wisman muslim di dunia yang populasinya mencapai 2. 2 miliar maupun pasar dari non muslim dengan menciptakan kebutuhan pasar yang besar ini.
“ Negara non Muslim justru menjadi pemasok terbesar untuk kebutuhan food & beverage atau makanan dan minuman halal kebutuhan umat Muslim seperti daging sapi dan ayam. Di sektor wisata halal, negara Jepang, Thailand, Taiwan justru sukses menjual paket wisata halal,” ungkapnya.
Apalagi laporan itu juga memprediksi dengan melihat pengeluaran penduduk Muslim dunia untuk berwisata akan tumbuh US$300 miliar pada 2026. Sapta menyayangkan industri pariwisata RI belum menunjukkan tandap-tanda untuk kreatif membuat paket inbound Halal Tourism ke tanah air.
“Harus disadari bahwa dalam size saja Indonesia negara Muslim terbesar di dunia dengan sekitar 270 -275 juta penduduk. Tentu angka ini berbeda dengan jumlah muslim di negara -negara anggota Organisasi Kerjasama Islam ( OKI) dan negara lainnya di dunia,” tegas Sapta Nirwandar.
Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah muncul sebagai pusat kekuatan dalam industri pariwisata halal global. Maka dengan keragaman budaya yang luas, warisan yang kaya, dan nilai-nilai keagamaan, Indonesia memiliki posisi yang unik untuk memenuhi permintaan pariwisata halal yang terus meningkat.
Melalui peraturan pemerintah yang strategis, kolaborasi global, dan fokus yang semakin meningkat dalam menciptakan layanan yang ‘ramah Muslim’, Indonesia berupaya untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam pasar halal global.
Saatnya juga masyarakat memahami pariwisata halal dan potensi pasar Indonesia yang mengacu pada layanan dan produk yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, menjadikannya pilihan yang menarik terutama bagi wisatawan Muslim yang mengutamakan kepatuhan pada agama mereka saat bepergian.
Layanan ini meliputi makanan bersertifikat halal, lingkungan bebas alkohol, fasilitas yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dan akomodasi dengan akses ke fasilitas shalat.
Seiring dengan pertumbuhan populasi muslim di seluruh dunia, demikian pula permintaan akan pilihan pariwisata yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, wisata halal atau halal tourism memang naik daun.
Potensi Indonesia di pasar wisata halal sangat besar. Negara ini memiliki populasi lebih dari 230 juta Muslim, menjadikannya tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan Muslim dari belahan dunia lain.
Selain itu, lokasi strategis Indonesia di kawasan Asia-Pasifik memungkinkannya untuk memenuhi permintaan wisata halal yang terus meningkat dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Indonesia berada di garis depan dalam membangun akomodasi ramah Muslim yang memenuhi beragam kebutuhan wisatawan.
Menurut Dr. Sapta Nirwandar, Indonesia telah memelopori hotel ‘ramah Muslim’ yang menawarkan makanan bersertifikat halal, lingkungan bebas alkohol, fasilitas shalat, dan ruang terpisah berdasarkan jenis kelamin.
Akomodasi ini tidak hanya menarik bagi wisatawan Muslim tetapi juga bagi wisatawan non-Muslim yang mencari pengalaman inklusif, sehat, dan berbudaya.“Sebagian besar hotel di Indonesia telah menganut prinsip-prinsip pariwisata halal,” kata Dr. Sapta, seraya menambahkan bahwa ini merupakan peluang bisnis yang baru dan terus berkembang.
Bahkan, akomodasi yang ramah Muslim telah memainkan peran penting dalam menarik wisatawan dari Timur Tengah dan wilayah-wilayah berpenduduk mayoritas Muslim lainnya ke Indonesia.
Dengan berfokus pada inklusivitas, Indonesia telah berhasil memenuhi permintaan yang terus meningkat akan pilihan-pilihan yang terjamin halal, yang memastikan pengalaman yang lancar dan nyaman bagi wisatawan.
Sejak 2014, Indonesia telah menekankan pentingnya sertifikasi halal, yang mengharuskan makanan, minuman, dan layanan terkait perjalanan lainnya memenuhi standar halal.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa sektor pariwisata melayani wisatawan Muslim secara efektif dan memenuhi kebutuhan unik mereka.Upaya regulasi Indonesia dalam sertifikasi halal meluas hingga ke industri perhotelan dan rekreasi.
Pendekatan komprehensif ini membantu memperkuat komitmen negara untuk menawarkan pengalaman wisata halal yang autentik dan terpercaya.Dengan memastikan bahwa hotel, restoran, dan objek wisata mematuhi standar halal, pemerintah Indonesia membangun kepercayaan dengan wisatawan Muslim dari seluruh dunia
Peristiwa penting yang mendorong pertumbuhan pariwisata halal ( halal tourism) dan salah satu cara utama Indonesia mempromosikan pariwisata halal adalah melalui berbagai acara dan konferensi.
Acara rutin seperti Pameran Ekonomi Syariah Indonesia memainkan peran penting dalam mempromosikan ekonomi halal dan mempertemukan para pemangku kepentingan utama dari berbagai industri seperti pariwisata, keuangan, dan perhotelan.
Acara ini diselenggarakan setiap tahun bekerja sama dengan Bank Indonesia dan merupakan platform utama untuk menyoroti upaya negara dalam memperluas sektor pariwisata halal.Konferensi internasional, seperti iTech Conference, juga menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan potensinya dalam pariwisata halal.
Acara-acara ini memfasilitasi diskusi antara pakar perjalanan internasional, pelaku bisnis perhotelan, dan otoritas pariwisata, serta mendorong kolaborasi dalam skala global.
Konferensi semacam itu penting dalam mendorong komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin global dalam pariwisata halal.
Kolaborasi Internasional untuk memperluas jangkauan Halal Indonesia dan nnisiatif pariwisata halal Indonesia tidak terbatas pada upaya domestik; negara ini juga secara aktif mencari kerja sama internasional untuk memperluas jangkauannya di pasar halal global.
Indonesia terlibat dalam kemitraan dengan negara-negara mayoritas Muslim dan non-Muslim untuk mendorong pertukaran dan kerja sama budaya. Kolaborasi semacam itu bertujuan untuk menciptakan jaringan destinasi ramah halal global, sehingga memudahkan wisatawan Muslim merencanakan perjalanan mereka dan mengakses produk serta layanan halal.
Pendekatan strategis ini memastikan bahwa upaya Indonesia selaras dengan tren global, menjadikannya pemain kunci dalam ekosistem pariwisata halal yang lebih luas.
Dengan bekerja sama dengan negara lain, Indonesia tidak hanya mempromosikan sektor pariwisatanya tetapi juga produk gaya hidup halal yang menjadi visi Indonesia untuk memimpin pasar halal global ke depannya. Bismillah….
Recent Posts
- Procurement for hospitality franchises and distributed locations
- UK summer flight capacity surpassed pre-Covid levels, new data shows
- Dari Batu Jadi cerita: Pemandu Wisata Angkor Bantu Penduduk Setempat Temukan Kembali Warisan Budaya
- Food for thought: systemic underinvestment in hospitality marketing
- How Payment Flexibility Can Increase Your Hotel Sales
Recent Comments