TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan rasa kagumnya terhadap emak-emak di Lereng Gunung Merapi, Jawa Timur. Alasannya karena mereka aktif dan kreatif menghasilkan teh kelor hingga tembus diekspor ke Amerika Serikat.
“Terkagum saya bertemu emak-emak yang aktif nan kreatif tak gentar membangkitkan ekonomi dan berkontribusi menciptakan lapangan kerja baru berkualitas,” ujar dia melalui akun Instagram-nya @sandiuno pada Ahad, 6 November 2022.
Sandiaga bertemu dengan emak-emak tersebut dalam acara Pekan Anak Muda Eksis dan Kreatif pada Jumat lalu di Sleman. Dia juga melihat bertapa semangatnya mereka yang memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang ada.
“Mereka berhasil membawa rempah Indonesia yaitu teh kelor sampai tembus ekspor ke Amerika Serikat. Hebat,” katanya.
Kemenparekraf, Sandiaga berujar, sedang fokus mengembangkan ekonomi kreatif untuk diekspor lewat program konkret Indonesia Spice Up The World di luar negeri. Tujuannya demi membawa produk Indonesia khususnya teh kelor semakin mendunia.
Melalui program tersebut, menurut Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, teh kelor akan ditawarkan ke dunia. Karena akan menyentuh 4.000 restauran Indonesia yang ada di luar negeri.
Dia juga mengaku salut dengan emak-emak Lereng Merapi itu karena memunculkan satu varian dari produk kuliner yang akan menjadi andalan Indonesia yaitu teh kelor. “Nanti akan kami fasilitasi dan mudah-mudahan ini menjadi produk ekspor kebanggaan dari Lereng Merapi,” ucap Sandiaga.
Sementara dalam video yang diunggah Sandiaga, salah satu emak-emak memberikan dua kotak teh kelor dan menjelaskan produk tersebut. Wanita itu menjelaskan bahwa teh yang diberikan kepada Sandiaga itu produksinya masih sangat manual dengan menggunakan blender kecil.
“Alhamdulillah kemarin kita ikut kurasi dan kita termasuk empat UMKM yang lolos untuk pasar di USA,” kata dia.
Saat ini, dia bercerita, untuk ekspor masih bergabung dengan tiga UMKM lainnya dengan mendapat jatah satu kontainer, sehingga satu UMKM hanya seperempat kontainer. “Ini baru penawaran harga. Terus terang kami masih manual sekali mohon bimbingan arahan nanti seperti apa,” tutur dia.
Selain itu pada tahun 2021, emak-emak itu juga, mengatakan sempat mendapatkan kesempatan untuk membuat 1.000 kotak teh kelor. Dia melibatkan anak-anak sekolah dan mahasiswa yang masih belajar online, termasuk ibu-ibu dari anak-anak tersebut.
“Teman-teman anak saya untuk bekerja ada sekitar 10 orang, ibu-ibunya yang memetik daun kelor di sawah. Saya berkeinginan untuk memperdayakan lingkungan Lereng Merapi,” ucap emak-emak itu.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Recent Comments