Deteksi Dini Kanker Serviks Penting karena Infeksi Rahim tidak Bergejala


DETEKSI dini untuk mencegah kanker serviks penting karena infeksi pada rahim tidak menimbulkan gejala. Hal itu dikatakan dokter spesialis kandungan dan ginekologi Cindy Rani Wirasti, anggota dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.

“Serviks (leher rahim) tidak punya saraf, kalau terinfeksi tidak sakit dan tidak bergejala,” jelas Cindy, dikutip Minggu (6/11).

Ia mengatakan leher rahim berada di dalam tubuh, antara vagina dan rahim, sehingga sulit mengetahui gejala kanker serviks secara kasat mata kecuali stadium sudah lanjut. 

Baca juga: Masyarakat Diminta tidak Takut Lakukan Pap Smear

Gejala kanker serviks stadium lanjut di antaranya adalah keluar darah saat berhubungan seksual dan keputihan yang bercampur darah.

“Keputihan saja bukan gejala kanker serviks, tapi kalau keputihan bercampur darah hati-hati,” kata dia.

Bagi perempuan yang belum aktif secara seksual, virus penyebab kanker serviks yang disebut human papillomavirus (HPV) tidak bisa masuk ke leher rahim karena terhalang selaput dara.

Namun, ia mengatakan bahwa human papillomavirus (HPV) adalah virus yang ada di mana-mana dan bisa menyebabkan berbagai penyakit, bukan cuma kanker serviks, tetapi juga kutil kelamin, kanker anal, kanker vagina, kanker orofaring, kanker penis dan kanker vulva. 

Ada beberapa tipe HPV, pada tipe yang berisiko tinggi seperti tipe 16 dan 18, HPV bisa menyebabkan kanker leher rahim.

Virus ini dapat menular jika terjadi kontak kulit-ke-kulit di area genital, baik itu rute seksual maupun non seksual yang ditularkan ibu kepada anak.

Ketika ada infeksi virus, kanker tidak terjadi secara serta merta. Cindy mencontohkan, bila seorang remaja yang aktif melakukan hubungan seksual kemudian terpapar HPV, kanker serviks dapat muncul ketika usianya sudah dewasa.

Ia mengajak masyarakat untuk mencegah infeksi HPV dengan vaksinasi HPV yang bisa melindungi seseorang dari HPV tipe 16 dan 18, sebagian besar penyebab kanker serviks, dan tipe 6 dan 11 yang jadi penyebab kutil kelamin.

“Vaksin membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus sehingga tidak sampai menimbulkan kanker serviks dan kutil kelamin,” ujar dia.

Pemerintah menargetkan anak perempuan usia kelas 5 SD dan 6 SD sebagai penerima vaksinasi HPV yang masuk ke dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (SD). 

Vaksinasi HPV diberikan pertama kali untuk anak usia kelas 5 SD dan dosis kedua diberikan setahun kemudian. (Ant/OL-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »