Demi Bertahan di Pandemi, Toko Kopi Gayo Optimalkan Penjualan Daring


PENGGEMAR kopi Nusantara, khususnya kopi gayo mungkin sudah familiar dengan Toko Kopi Gayo. Usaha toko oleh-oleh kopi ini cukup terkenal di Aceh.

 

Didirikan oleh Iwan Aramiko pada medio 2012, Toko Kopi Gayo dapat dibilang sebagai pioner penjualan biji kopi untuk oleh-oleh sebab saat itu masih didominasi penjualan untuk ekspor.

 

“Saya melihat peluang di situ. Ya dari perjalanannya banyak tantangan ya. Kalau dulu memang lebih ke offline. Tapi sekarang kami juga merambah ke online,” kata Iwan dalam sesi virtual media briefing Tokopedia, yang memperkenalkan fitur Dilayani Tokopedia untuk pelaku UMKM, Rabu, (8/6).

 

Usahanya cukup sukses dan varian produk kian bertambah ke kopi bubuk. Toko kopi ini memiliki produk terlaris kopi Peaberry.

 

“Spesialnya dari kami itu ya kami menggaransi itu benar-benar kopi gayo. Kami juga memperhatikan after salesnya, berusaha semaksimal mungkin bagaimana melayani para pembeli yang masih penasaran dan mengajukan banyak pertanyaan,” tambah Iwan.

 

Menurut Iwan, saat ini pasar juga sudah cukup teredukasi mengenai dunia kopi. Jadi sebenarnya ia juga bisa lebih terbantu dalam memasarkan produk kopi gayonya.

 

Di masa pandemi, usahanya cukup terdampak karena jumlah wisatawan yang turun drastis. Beruntung, mereka dapat bertahan lewat menggencarkan penjualan daring. Ia juga memanfaatkan fitur gudang penyimpanan yang disediakan Tokopedia. Gudang ini ada di beberapa kota dan layanan pengemasan untuk dikirimkan ke pembeli.

 

“Kalau dibandingkan biaya pengiriman dari tempat saya, di Aceh pedalaman, misal dari sini ke pulau Jawa atau ke Jakarta itu Rp40 ribuan. Dari pertimbangan itu, jadi saya manfaatkan fitur dari Tokopedia untuk taruh di gudang mereka di Pancoran, Jakarta Selatan. Kalau ada kustomer yang beli misal dari Jakarta Barat atau Jakarta Selatan, paling ongkos kirimnya jadi Rp5-Rp10 ribu.”

 

External communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan fitur tersebut memang ditujukan untuk membantu para pelaku UMKM yang ada di platformnya. Ia mengklaim, biaya yang harus dikeluarkan para pelaku UMKM pun tergolong masih terjangkau.

 

Fitur itu bebas biaya layanan selama 30 hari pertama untuk pelaku usaha baru. Nantinya, biaya layanan akan disesuaikan berdasarkan pertimbangan penjual masing-masing. Sebagai gambaran, biaya penyimpanan di bawah 60 hari akan deiberikan gratis. Penyimpanan di atas masa waktu itu dikenakan biaya, Rp700 per item apa pun ukurannya.

 

Ke depan, Iwan pun tengah mengembangkan bisnisnya ke dalam beberapa lini. Saat ini di sisi bisnis luringnya memang masih bertumpu pada suvenir dan oleh-oleh kopi untuk wisatawan. Ia menuturkan mendatang bisa juga membuka wisata kopi ke kebun dan melihat langsung proses pengolahan kopi atau pengalaman menginap di antara perkebunan kopi. (M-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »