
JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Vietnam, Doan Van Viet menyerukan kerja sama Asean untuk memicu pembangunan pariwisata. Antara lain ASEAN harus mencari hal yang baru dan menyesuaikan beberapa kebijakan terkait koneksi penerbangan dan visa.
Dia juga menyarankan agar blok tersebut terus menerapkan strategi pengembangan pariwisata untuk 2016-2025 dan menyesuaikan serta memperbaruinya setelah setiap pertemuan para menteri pariwisata ASEAN.
Viet menggambarkan budaya sebagai nilai inti dari pariwisata regional dan faktor unik yang membantu negara tersebut menarik wisatawan.
Bagi Vietnam, ASEAN adalah salah satu pasar dan mitra terpenting. Pada tahun 2019, pengunjung dari ASEAN ke Vietnam mencapai hampir 2,1 juta, terhitung sekitar 11,6% dari total jumlah kedatangan internasional ke negara tersebut.
Pada acara tersebut, Vietnam memperkenalkan pengembangan pariwisata, mekanisme dan kebijakan, produk dan layanan pariwisata setelah pandemi COVID-19, dan pesan pariwisata Vietnam melalui slogan “Vietnam – Pesona Abadi” dan kampanye “Hidup sepenuhnya di Vietnam”.
Berbagi pandangan , Sekretaris Pariwisata Filipina Christina Garcia Frasco juga menyarankan agar negara-negara ASEAN bersatu untuk menawarkan paket pariwisata terpadu.
“Kami telah sepakat untuk meningkatkan konektivitas pertama antara negara kami dan untuk mewujudkannya dengan mengidentifikasi bandara internasional dan sekunder yang dapat digunakan untuk tujuan memperluas penerbangan langsung, tidak hanya menuju tujuan utama kami, tetapi juga ke tujuan yang sedang berkembang,” katanya. pada konferensi pers penutupan ATF 2023.
Juliana Kua, Assistant Chief Executive Officer Singapore Tourism Board, mengatakan ASEAN harus mendapatkan pemahaman bersama dan rencana bersama menuju pembangunan industri pariwisata yang berkelanjutan.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno mengatakan forum tersebut mencari cara untuk memperkuat konektivitas intra-blok untuk memfasilitasi perjalanan dan pariwisata di kawasan tersebut.
Delegasi juga bertukar pandangan tentang langkah-langkah untuk meningkatkan penerbangan dari India dan memikat lebih banyak turis Tiongkok setelah negara itu membuka kembali perbatasannya dengan semangat “ASEAN sebagai tujuan tunggal”.
Forum tersebut mengirimkan pesan pemulihan ASEAN, terutama dalam hal kualitas, pariwisata berkelanjutan, serta keanekaragaman alam dan budayanya, kata menteri.
ATF 2023, termasuk Pertemuan ke-26 Menteri Pariwisata ASEAN, berlangsung di Yogyakarta, Indonesia, dari tanggal 2 – 5 Februari.
Menurut data dari Sekretariat ASEAN, pada tahun 2019, kedatangan turis internasional di Asia Tenggara mencapai 143,5 juta, terhitung 9,6% dari turis internasional global. Tingkat pertumbuhan mencapai 6,1%, 2,1% lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat langkah kolaboratif dalam mengidentifikasi dan menjalankan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan pelaksanaan ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2016-2025. Suatu strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke kawasan Asia Tenggara.
Selain juga mendorong kebangkitan ekonomi dan lapangan kerja di dalam kawasan dan menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi global.
“Tercatat bahwa 60 persen strategi dan langkah yang dilakukan belakangan ini telah sesuai dengan rencana kerja ATSP. Pertemuan mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk terus melaksanakan dan mengevaluasi kembali kegiatan prioritas mereka selaras dengan ATSP,” kata Sandi.
Menparekraf Sandiaga sebagai Chair of Meeting ATF 2023 mengungkapkan, negara-negara ASEAN bersama para mitra mengapresiasi kebijakan relaksasi dan penghapusan pembatasan perjalanan oleh negara-negara anggota ASEAN. Hasilnya, kunjungan wisatawan internasional di ASEAN pada tahun 2022 meningkat 1.706 persen dibanding tahun sebelumnya. “Tingkat hunian hotel juga meningkat 16 persen dibanding tahun 2021,” kata Sandiaga.
ASEAN dengan tanpa henti telah bekerja sama dalam mempromosikan ASEAN sebagai destinasi pilihan dengan mengupayakan pemulihan kepercayaan wisatawan, menampilkan keragaman, kehangatan, ketahanan, kesenangan, serta petualangan yang menjadi simbol masyarakat di kawasan ASEAN.
Salah satunya dengan memperkuat potensi wisata kapal pesiar sebagai salah satu sektor yang akan memperkuat pemulihan pariwisata ASEAN.
“Pertemuan juga menekankan perlunya meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra terkait untuk memperkuat upaya promosi dan pemasaran,” kata Sandiaga.
Beberapa hal lainnya yang duseoakati di ATF . seperti peningkatan kapasitas tenaga profesional pariwisata ASEAN melalui Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professionals (MRA-TP), peningkatan pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan dan inklusif. Serta mendorong transformasi dan adopsi wisata digital.
Dalam pernyataan bersama itu, turut hadir para delegasi yakni Assistant Director, Sectoral Development Directorate ASEC, Pham Quang Minh; Vice Minister of Culture, Sport, and Tourism Vietnam, Doan Van Viet; Permanent Secretary of Tourism and Sports Thailand, Arrun Boonchai; Chief Executive, International Group Singapura, Juliana Kua; Secretary Department of Tourism Filipina, Christina Garcia Fasco, serta Minister of Culture, Information, and Tourism Laos, Suanesavanh Vignaket.
Selain itu hadir pula Permanent Secretary of the Ministry of Primary Resources and Tourism Brunei Darussalam, Tutiaty Abdul Wahab; Secretary of State Kamboja, Thok Sokhom; Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Dato Sri Tiong King Sing; Ambassador India for ASEAN, Jayant Namdeorao Khobragade, serta Vice Commissioner of Japan Tourism Agency, Mitsuaki Hoshino.
Recent Comments