
Oleh: Hellen Sarita de Lima, S.H., Mtr.Pa
Praktisi Pariwisata
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pariwisata merupakan satu diantara beberapa sektor strategis yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tahun ini (thn 2025) Pemerintah menargetkan 14–16 juta wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia.
Tetapi pencapaian target ini sangat bergantung pada strategi promosi yang dilakukan bekerjasama antara Pemerintah, pelaku industri pariwisata serta stakeholder lainnya.
Tanpa promosi yang kuat dan berkelanjutan, destinasi wisata yang berpotensi tinggi akan sulit dikenal secara luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sebaliknya, jika promosi dilakukan dengan maksimal, dampaknya tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga mempercepat pembangunan infrastruktur, meningkatkan investasi, dan menciptakan lapangan kerja.
Namun, bagaimana jika promosi tidak dilakukan dengan baik? Apa dampaknya terhadap target pemerintah?. Dalam Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, pemerintah berkewajiban untuk mengembangkan, mengelola, dan mempromosikan pariwisata secara nasional.
Keberhasilan sektor pariwisata juga akan sangat bergantung pada peran pelaku usaha pariwisata, seperti : Biro Perjalanan Wisata/Tour Operator, Hotel, Maskapai penerbangan dan penyedia layanan lainnya.
Artikel ini akan membahas pentingnya promosi pariwisata, dampaknya terhadap target pemerintah, hubungan Kemenpar dengan peran pelaku usaha pariwisata dalam mendatangkan wisatawan mancanegara dan stakeholder lainnya.
Pelaku usaha pariwisata berperan besar dalam mendatangkan wisatawan mancanegara melalui berbagai cara layanan dan aktivitas promosi seperti:
1. Biro Perjalanan Wisata/ Tour operator :
• Membuat paket wisata menarik dengan harga kompetitif
• Menjalin hubungan kerjasama dengan agen perjalanan internasional
• Mempromosikan destinasi Indonesia di pameran wisata global dan juga melalui
platform digital.
2. Hotel :
o Menyediakan fasilitas yang sesuai dengan standar internasional.
o Menawarkan pengalaman lokal yang unik bagi wisatawan.
o Menjalin kemitraan dengan maskapai, biro perjalanan wisata dan agen perjalanan
3. Maskapai Penerbangan:
• Membuka rute langsung ke destinasi wisata.
• Memberikan promo tiket pesawat.
• Bekerjasama dengan pemerintah dalam kampanye pariwisata.
4. Pelaku Usaha Kuliner dan Budaya.
o Memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada wisatawan.
* Menyelenggarakan event budaya yang menarik turis asing
5. Media dan Influencer Pariwisata.
• Membantu mempromosikan destinasi melalui platform digital
• Menampilkan keindahan Indonesia kepada audiens global
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung dan memfasilitasi pelaku
Industri pariwisata agar dapat berkontribusi maksimal dalam mendatangkan wisatawan
mancanegara.
Pasal 23, UU No; 10 tahun 2009 menyatakan bahwa; pemerintah mempunyai kewajiban untuk menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan kepariwisataan, yang
antara lain :
1. Dukungan regulasi dan insentif
-. Penyederhanaan perizinan usaha pariwisata.
-. Pemberian insentif pajak bagi usaha pariwisata yang berkontribusi besar
mendatangkan turis mancanegara.
2. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata
– Meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata, terutama di daerah timur Indonesia
seperti di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi dan Papua.
-Menyediakan fasilitas umum yang memadai di kawasan wisata.
3. Promosi bersama dengan Pelaku Usaha Pariwisata.
• Mengikutsertakan pelaku usaha pariwisata dalam pameran pariwisata nasional dan
internasional.
• Menjalin kerja sama dengan platform digital dan maskapai penerbangan untuk
kampanye wisata.
4. Pelatihan dan Sertifikasi SDM Pariwisata.
Dengan demikian peran pemerintah sangat penting dalam pembangunan dan
pengembangan pariwisata Indonesia.
Apa strategi Promosi Pariwisata untuk mendatangkan wisatawan mancanegara?
Jika promosi pariwisata dilakukan secara strategis dan konsisten, beberapa manfaat utama yang bisa didapat antara lain:
Meningkatkan Jumlah Wisatawan.
Promosi yang efektif dapat meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan, pendapatan dari sektor pariwisata akan meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Memperkenalkan destinasi baru
Di luar destinasi prioritas selama ini, destinasi seperti Bali, Labuan Bajo, dan Danau Toba mendapat perhatian lebih dalam promosi. Dengan promosi yang lebih luas, destinasi seperti Maluku, Maluku Utara, Sulawesi dan Papua, bisa mulai dikenal dan dikembangkan sebagai alternatif wisata unggulan.
Meningkatkan promosi pariwisata mereka, sementara Indonesia kehilangan daya
saing jika tidak melakukan promosi yang cukup. Wisatawan internasional cenderung
memilih negara yang lebih aktif menawarkan pengalaman wisata melalui media digital
, influencer, dan event internasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
promosi pariwisata bukan sekadar alat pemasaran, tetapi kunci utama dalam mencapai target wisatawan pemerintah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jika dilakukan dengan maksimal, pariwisata bisa menjadi salah satu sektor andalan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Namun, tanpa promosi yang efektif, Indonesia berisiko tertinggal dari negara pesaing dan banyak destinasi potensial akan tetap tersembunyi. Sinergitas pemerintah, pelaku usaha pariwisata dan stakeholder lainnya, harus diperkuat untuk memastikan pariwisata Indonesia berkembang secara adil dan berkelanjutan.
Jika promosi berhasil menarik perhatian investor, akan lebih banyak pembangunan infrastruktur wisata seperti bandara, jalan, hotel, dan fasilitas lainnya. Pemerintah daerah pun akan lebih terdorong untuk memperbaiki sarana dan prasarana pariwisata di wilayahnya.
Menciptakan lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi lokal sektor pariwisata membuka banyak peluang kerja, dari pemandu wisata, perhotelan, kuliner, hingga industri kreatif. Masyarakat lokal juga dapat berpartisipasi melalui usaha kecil seperti homestay, kerajinan tangan, dan kuliner khas daerah.
Apabila promosi tidak dilakukan sebaliknya, ada beberapa konsekuensi negatif yang bisa
terjadi meliputi:
*Penurunan jumlah wisatawan tanpa promosi yang cukup, wisatawan mancanegara akan lebih memilih destinasi lain yang lebih agresif dalam pemasaran, seperti Thailand, Vietnam, atau Malaysia.
Wisatawan domestik pun cenderung mengunjungi tempat yang sudah populer, sementara destinasi lain tidak berkembang.
Ketimpangan pertumbuhan pariwisata jika hanya beberapa destinasi yang
dipromosikan, maka daerah-daerah lain akan semakin tertinggal dalam hal pertumbuhan pariwisata. Indonesia Timur, Sumatra, dan Kalimantan yang memiliki potensi besar akan terus menjadi “penonton” tanpa ada peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan dan pendapatan daerah.
Peluang ekonomi hilang dan lapangan kerja terbatas jika wisatawan berkurang,
maka banyak usaha kecil yang bergantung pada sektor ini akan terdampak.
Pengurangan jumlah kunjungan wisata juga dapat mengakibatkan pengurangan tenaga
kerja di sektor perhotelan, transportasi, dan kuliner.
Citra Pariwisata Indonesia Terus Melemah di Pasar Global dan negara-negara pesaing terus meningkatkan promosi pariwisata mereka, sementara Indonesia kehilangan daya saing jika tidak melakukan promosi yang cukup.
Wisatawan internasional cenderung
memilih negara yang lebih aktif menawarkan pengalaman wisata melalui media digital, influencer, dan event internasional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
promosi pariwisata bukan sekadar alat pemasaran, tetapi kunci utama dalam mencapai target wisatawan pemerintah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Jika dilakukan dengan maksimal, pariwisata bisa menjadi salah satu sektor andalan yang mendukung pemulihan ekonomi nasional, namun, tanpa promosi yang efektif,Indonesia berisiko tertinggal dari negara pesaing dan banyak destinasi potensial akan tetap tersembunyi.
Sinergitas pemerintah, pelaku usaha pariwisata dan stakeholder lainnya harus
diperkuat untuk memastikan pariwisata Indonesia berkembang secara adil dan
berkelanjutan
oleh: Hellen Sarita de Lima, S.H., Mtr.Pa
Praktisi Pariwisat.
Recent Comments