AJANG berbagi ilmu pada pengusaha di Indonesia bertajuk Gebyar Wirausaha (GWU) yang memasuki tahun kesepuluh berlangsung meriah di Yogyakarta, akhir pekan lalu yakni 2-3 Maret 2024.
Gelaran GWU ke-10 ini dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai kalangan, dan para tokoh yang bergerak di bidang bisnis. Acara yang diinisiasi oleh Sukses Berkah Community (SBC) ini juga melibatkan para anak muda dari kalangan pelajar tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Bertempat di Sleman City Hall (SCH) Yogyakarta, GWU 10 mendatangkan sejumlah mentor, dan tokoh dari berbagai kalangan, seperti Jaya Setiabudi, Ustadz Adi Pratama Larisindo, Ustadz Muhammad Jazir, Jody Broto Suseno, Nanang Suherman, Rinaldy Anantadira, Wiji Asih Setiawan, Joko Wardiyanto, dan Coach Ridwan Abadi.
Baca juga : Wirausaha Adalah: Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Tujuan
Selama dua hari berlangsung, ada banyak hal yang menarik yang dibahas dalam GWU 10 di Yogyakarta. Salah satunya datang dari Coach Ridwan Abadi, founder SBC yang memaparkan soal Economic Outlook 2024. Pada penjelasannya ia mengatakan bahwa banyak uang Indonesia yang menguap ke luar negeri.
“Kenapa saat ini banyak pengusaha merasa daya beli masyarakat menurun? Rupanya, terjadi bubble ekonomi, atau uang menguap. Uang di Indonesia menguap ke luar negeri,” terang Ridwan Abadi.
Ridwan Abadi juga menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya bubble ekonomi tersebut, yakni munculnya pinjol, judi online, hingga berkembangnya berbagai marketplace yang masuk dalam Project S.
Baca juga : 10 Cara Mendapatkan Uang dari Facebook
Insight menarik lainnya juga disampaikan oleh Ustadz Jazir, Imam Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Ia membahas mengenai usaha wakaf produktif, yang saat ini sudah berkembang begitu pesat.
“Kita tidak mungkin hidup miskin, kalau berbasis masjid. Dulu para sahabat tidak ada yang mewakafkan masjid. Tapi yang diwakafkan adalah wakaf produktif. Maka dari wakaf produktif itu, bisa dibangun masjid, sekolah, dan lain-lain,” paparnya pada gelaran GWU 10 di hari kedua.
Ustadz Jazir pun memberikan banyak contoh berkaitan dampak positif wakaf produktif. Salah satunya dapat dilihat pada kemajuan Masjid Jogokariyan, saldo bersih yang didapat dari penginapan di atas Masjid berada di angka Rp40 juta/bulan.
Baca juga : Michelle dan Olivia Rintis Usaha dari Nol Hingga Bangun Central Kitchen
Hotel tersebut dibangun dengan dana wakaf. Terdiri dari 13 pintu, sudah lengkap dengan AC, tempat tidur, dan lain-lain. Adapun infaq masjid sepenuhnya digunakan untuk kepentingan masyarakat sekitar.
Selain penginapan, Jogokariyan juga memiliki program Yayasan Guru Mulia, sebuah program hasil wakaf produktif untuk membantu pembiayaan gaji guru. Ini sekaligus menjadi upaya dalam menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas, guru yang berkualitas, namun seluruh biayanya tidak dibebankan kepada orang tua.
Acara ini semakin seru dengan hadirnya Ustadz Adi Hidayat. Ia turut memberikan semangat kepada para peserta lewat pemaparannya di hari kedua.
“Apa yang membedakan Anda dengan pengusaha lainnya? Yang membedakan adalah Anda muslim. Muslim berasal dari kata Islam. Islam artinya tunduk, taat, mutlak tanpa tanya. Jadi Muslim adalah orang yang tunduk, taat, mutlak tanpa tanya,” ungkap beliau.
Secara umum, gelaran GWU 10 di Yogyakarta fokus pada perbincangan soal transformasi bidang bisnis, mulai dari transformasi digital, produk, cara pemasaran, berubahnya UMKM menjadi korporasi hingga bagaimana transformasi sebuah UMKM bisa menuju IPO di pasar saham. (RO/R-1)
Recent Posts
- Travel Counsellors confirms aim to double turnover within ‘five or six years’
- IHG Hotels & Resorts Selects HotelKey as First Approved Cloud-based Property Management System in the U.S. and Canada
- Another Scandic Go Hotel Planned for Jönköping, Sweden
- Why Barbados is the ideal island for a family break
- Cincinnati, Ohio Welcomes Hotel Celare, a New Tribute Portfolio Hotel by Marriott, Opening this Winter
Recent Comments