TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memperkirakan aset asuransi akan tumbuh tahun ini. Namun, hal itu tidak serta merta bisa terjadi dengan sendirinya.
“Aset asuransi jiwa dan asuransi umum diperkirakan tumbuh 5 sampai 7 persen. Tentu hal ini dapat dilakukan dengan suatu program reformasi kuat yang dilakukan untuk industri asuransi,” kata Mahendra dalam acara ‘Indonesia Financial System Stability Summit 2023’ pada Kamis, 23 Februari 2023.
Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut apa saja program reformasi yang digagas OJK untuk mewujudkan pertumbuhan aset asuransi tersebut. Dalam kesempatan itu, Mahendra juga menyampaikan indikator lain yang digunakan OJK sebagai prakiraan ekonomi 2023.
Salah satunya adalah aset dana pensiun diperkirakan juga tumbuh dengan tingkat yang sama antara 5 sampai 7 persen. Kemudian kredit perbankan yang diproyeksikan tumbuh sebesar 10 sampai 12 persen, dan didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 7 sampai 9 persen.
Sementara itu di pasar modal, nilai emisi ditargetkan sebesar RP 200 triliun. Menurut Mahendra, dalam satu setengah bulan awal 2023 menunjukkan bahwa Rp 200 triliun tersebut, dengan kecepatan yang dilakukan sampai enam minggu awal 2023, nampaknya dapat dicapai.
“Di KND (Kekayaan Negara Dipisahkan), piutang perusahaan pembiayaan diproyeksikan tumbuh 13 sampai 15 persen. Apalagi ditambah nanti dengan meningkatnya mobilitas masyarakat jika pandemi dinyatakan turun statusnya menjadi endemik,” tutur Mahendra.
Pilihan Editor: Pastikan Perry Warjiyo Calon Gubernur BI, Jokowi: Perlu Orang yang Punya Jam Terbang Tinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Recent Comments