
BANGKOK, bisniswisata.co.id: Pusat Administrasi Situasi COVID -19 Thailand (CCSA) telah menyetujui visa yang lebih panjang untuk pengunjung asing ke negara itu dari 1 Oktober hingga 31 Maret 2023 sebagai bagian dari upaya untuk merevitalisasi ekonomi saat pandemi mereda, kata Dr.Taweesilp Visanuyothin juru bicara CCSA
Dilansir dari Itc.travel, mereka yang memiliki visa reguler akan dapat tinggal selama 45 hari, naik dari 30 hari saat ini, sedangkan skema visa kedatangan akan diperpanjang dari 15 menjadi 30 hari, kata juru bicara CCSA Taweesilp Visanuyothin.
“Kami ingin memperpanjang masa tinggal mereka karena ini akan membantu meningkatkan pengeluaran wisatawan, menghidupkan kembali ekonomi dan mengurangi dampak pandemi,” kata Taweesilp.
Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand memproyeksikan jumlah wisatawan asing akan mencapai 10 juta tahun ini. Dari 1 Januari hingga 16 Agustus, lebih dari 4 juta turis asing mengunjungi Thailand, katanya.
Dr Taweesilp mengatakan pemerintah Thailand akan mendeklarasikan endemik COVIS -19 pada Oktober, dan CCSA tidak akan lagi menjadi lembaga utama yang menangani penyakit ini.
Dia mengatakan mulai Oktober penyakit itu akan berada di bawah pusat operasi darurat Kementerian Kesehatan Masyarakat serta komite penyakit menular provinsi.
Mulai November, komite nasional dan provinsi akan menjadi satu-satunya lembaga yang menanganinya. Orang yang terinfeksi akan diisolasi sesuai pedoman Departemen Layanan Medis, katanya.
Keputusan untuk menyatakan penyakit endemik didasarkan pada jumlah kasus berat dan kematian terkait yang relatif terbatas.
“Tujuannya agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan aman dengan COVID-19 dan hidup normal,” kata Dr Taweesilp.
Situasi Covid-19 saat ini berada pada level hijau, dengan 2.000-3.999 pasien rawat inap dan 11-39 kematian sehari dan 201-399 pasien rawat inap bergantung pada ventilator, sementara klaster infeksi terbatas, katanya.
Jumlahnya tidak tinggi tetapi kasus baru meningkat karena penyebaran sub-varian BA.5 dari strain Omicron. “Penyakit ini telah mereda dengan sendirinya,” kata Dr Taweesilp.
Survei pada bulan April dan Mei menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang memiliki antibodi terhadap virus sementara penelitian lain menemukan bahwa tiga suntikan vaksin Covid-19 mengurangi kemungkinan penyakit parah dan kematian hingga lebih dari 90%, tambahnya.
Insiden Covid-19 akan mirip dengan influenza, dan akan ada kasus baru sepanjang tahun, katanya.
Dia mengatakan CCSA tidak pertimbangkan apakah keadaan darurat akan dicabut seiring dengan penurunan peringkat COVID -19.
Berbicara setelah memimpin pertemuan CCSA Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan badan tersebut belum mempertimbangkan untuk membatalkan keputusan darurat yang diberlakukan untuk mengekang pandemi.
“Masih perlu mengintegrasikan operasional berbagai instansi. Ketetapan itu tidak dimaksudkan untuk tujuan lain. Ini hanya dimaksudkan untuk memastikan masyarakat aman dari COVID -19,” kata Jenderal Prayut.
Recent Comments