TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan menjaga keuangan negara yang baik dan kuat adalah bentuk bela negara. Menurutnya, contoh hadirnya keuangan negara yang kuat dan baik tersebut salah satunya terlihat dari upaya menangani pandemi Covid-19.
“Menjaga keuangan negara yang baik dan kuat untuk berbagai bentuk kemungkinan dan tantangan adalah salah satu bentuk bela negara yang paling penting,” kata Sri Mulyani dalam Dies Natalis ke-7 PKN STAN pada Jumat, 29 Juli 2022.
Dia mengatakan mahasiswa PKN STAN sebagai punggawa keuangan negara, harus amanah dan berintegritas. Menurutnya, kalau bendahara negara tidak bisa dipercaya, dan mulai mengambil sedikit-sedikit uang negara sebagai uang pribadi), maka itu merupakan kegagalan.
“Maka PKN STAN sangat harus, harus absolut untuk menanamkan nilai integritas sebagai fondasi dasar bagi pengelola keuangan negara. Buat kurikulumnya, buat tesnya,” ujarnya.
Adapun dia menuturkan dalam dua tahun menghadapi pandemi dengan keuangan negara, pemerintah berharap pemulihan ekonomi terjadi dan memang terjadi mulai tahun lalu, meskipun terkena disrupsi dengan Covid-19 varian Delta dan Omicron.
“Namun ekonomi menderu untuk pulih kembali, namun dunia di luar Indonesia tidak baik-baik saja,” kata Sri Mulyani.
Di luar negeri, terjadi inflasi karena disrupsi supply tidak bisa mengikuti permintaan yang melonjak tinggi dengan adanya normalisasi setelah pandemi bisa dikelola. Dia melihat orang sudah mulai beraktivitas menciptakan permintaan yang tinggi, namun supply side-nya tidak mendukung.
Dalam situasi seperti itu, kata dia, terjadi pecah perang Ukraina dengan Rusia yang berdampak ke seluruh dunia. Krisis pangan krisis energi terjadi karena Rusia adalah produsen energi yang termasuk terbesar di dunia. Ukraina dan Rusia adalah produsen pangan yang besar di dunia juga, termasuk pupuk.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut RI Kantongi Pajak Kripto Rp 48 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Recent Comments