RI Setop Kirim TKI ke Malaysia, Migrant Care Minta Perbatasan Wilayah Diperketat


TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menyangsikan pernyataan Menteri Dalam Negeri Malaysia Hamzah Zainudin yang mengatakan moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) tidak berdampak karena negara itu bisa mencari kebutuhan pekerja dari banyak negara lain.

Wahyu menilai pernyataan tersebut kontradiktif dengan yang terjadi di lapangan. Pasalnya, tingkat ketergantungan Malaysia atas pekerja asal Indonesia sudah sangat tinggi. “Bagaimanapun juga pekerja indonesia paling diminati pemberi kerja di sana,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu, 16 Juli 2022.

Salah satunya, kata Wahyu, karena pekerja asal Indonesia punya keunggulan komparatif dibanding negara lain. “Misalnya sama-sama mengerti Bahasa Melayu dibanding negara lain, disamping budaya dan keseragaman lain.”

Ia menjelaskan saat ini Malaysia kekurangan 1,2 juta tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja yang besar ini sangat mendesak apalagi Malaysia kini tengah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi. Adapun pekerja di sektor perkebunan terutama sawit dan pekerja domestik, menurut Wahyu, adalah yang paling banyak dibutuhkan di negeri jiran tersebut.

Karena tingginya kebutuhan pekerja migran asal Indonesia ini, menurut Wahyu, pemerintah harus konsisten menegaskan komitmen Malaysia untuk mematuhi MoU yang sudah disepakati kedua negara. Ia juga berharap ini menjadi momen untuk menekan Malaysia agar Sistem Maid Online (SMO) tidak lagi dilegalkan demi kebaikan Pekerja Migran Indonesia.

“Saya kira kalau pemerintah kita konsisten moratorium itu benar-benar dijaga, perbatasan juga dijaga, atau tidak bocor, saya kira ini harusnya efektif utuk mendesak Malaysia agar berkomitmen pada MoU,” kata Wahyu. “Setidaknya mengandalkan Maid Online lagi, atau sistem itu tidak lagi dilegalkan.”

Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri Malaysia (MICCI) mendesak Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Sumber Daya Manusia untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan, setelah Indonesia membekukan sementara pengiriman tenaga kerja ke negeri itu.

“Industri sedang pulih dan memenuhi permintaan. Tenaga kerja asing dari Indonesia sangat dibutuhkan terutama di sektor konstruksi dan perkebunan,” kata Direktur Eksekutif MICCI, Shaun Cheah, kepada Free Malaysia Today, Jumat, 15 Juli 2022.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »