Harga TBS Masih Anjlok, Kemendag Naikkan Kuota Ekspor


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan telah menaikan kuota ekspor untuk mengatasi rendahnya harga tandan buah segar (TBS). Kenaikan kuota ekspor ini diputuskan setelah melakukan rapat bersama instansi terkait sengkarut minyak ini. 

“Kita lakukan percepatan agar lancar lagi. Tadi hasil rapat Menko, kuota 1:5 jadi 1:7,” ujar Zulkifli di kantor Kementerian Perdagangan pada Senin, 4 Juli 2022. Perusahaan wajib memasok minyak goreng untuk kebutuhan domestik 30 persen dari hasil produksi. Jika kewajiban sudah dipenuhi, perusahaan memiliki hak untuk mengekspor CPO sebanyak tujuh kali lipatnya dari jumlah pasokan domestik.

Menurutnya, harga TBS masih anjlok karena tangki di pabrik kelapa sawit (PKS) masih penuh sehingga pengusaha tidak banyak membeli TBS para petani. Ia menuturkan walaupun Kemendag mengimbau pengusaha atau pemilik pabrik untuk membeli dengan harga paling Rp 1.600 per kilogram, harga tetap anjlok karena PKS tidak bisa menambah stok. 

“PKS membeli Rp 1.600 perintah Mendag, paling murah. Nah sekarang masih terjadi problem karena tangki masih penuh sehingga pabriknya gak bisa beli,” ujar Zulhas. 

Oleh karena itu, Kemendag memutuskan memperbesar keran ekspor sehingga tangki stok TBS bisa kembali kosong dan terisi oleh hasil panen para petani. Ia berharap, dengan terserapnya TBS petani di PKS akan menaikan harga TBS secara perlahan. 

Sementara itu, menurut Zulkifli yang masih jadi kendala dalam proses ekspor saat ini adalah ketersediaan kapal pengangkut TBS untuk ekspor. Ia menjelaskan banyak kapal yang terlanjur bekerja sama dengan industri komoditas lain saat keran ekspor ditutup, sehingga saat ini pelaku ekspor sawit antre hingga berebut kapal. 

“Izin ekspor itu sudah banyak terealisasi, hampir separuh. Tapi kapalnya begutu jadi daya serapnya lambat. Tangkinya penuh, korbannya ya petani sawit. TBS jadi murah hanya Rp 1.000 dan Rp 1.200,” tuturnya. 

Adapun Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung mengatakan harga TBS masih anjlok sehingga membuat banyak petani sawit panik. Menurutnya harga TBS juga jatuh hingga tak pernah menyentuh angka seribu rupiah per kilogram. 

Gulat mencatat per 2 Juli 2022 harga TBS di Kalimantan Barat hanya Rp 1.050 per kilogram. Sedangkan di Riau, TBS dibandrol Rp 1000 per kilogram. Sementara di Sumatera Utara harganya lebih rendah, yaitu Rp 950 per kilogram. 

RIANI SANUSI PUTRI

Baca: RI Bisa Ekspor Lewat Abu Dhabi, Tarif 0 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »