Harga Telur Naik, Zulkifli Hasan: Peternak Untung Sedikit Kan Boleh


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kembali mengunjungi pasar di wilayah Jakarta Timur. Kali ini ia menyambangi Pasar Jaya Kramat Jati.

Saat sampai di salah satu kios di dalam psar tersebut, dia menanyakan harga telur pada seorang pedagang bernama Ati, 40 tahun.”Rame yang belanja telur? Ini berapa satu kilogram?” tanya Zulkifli sambil menunjuk tumpukan telur dalam peti kayu kemasan di depannya, Sabtu pagi, 25 Juni 2022.  

Ati berujar harga telur mulai turun Rp 1.000 perkilogram dari Rp 29 ribu menjadi Rp 28 ribu. Walau begitu, harga telur masih di atas kondisi normal. 

Zulkifli pun menyebut kenaikan harga telur dapat menjadi keuntungan bagi peternak. Menurut dia, peternak banyak yang terlilit utang saat pandemi Covid-19 sehingga kenaikan harga adalah hal yang wajar. 

“Gini ibu, kemarin dua tahun peternak kita itu rugi ayam enggak dibeli telurnya. Pandemi kan. Ini baru sebulan untung sedikit kan boleh, masih banyak utang itu peternak unggas,” tutur Zulkifli alias Zulhas. 

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan jika harga telur terus turun, peternak teracam tidak bisa berjualan. Sedangkan jika harga tinggi, peternak mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar. 

“Jadi dari (harga) Rp 29 ribu sekarang sudah Rp 28 ribu. Alhamdulillah. Modal Rp 26 ribu, Rp 2 ribu untungnya wajar ya bu?” kata Zulhas.  

Zulhas lalu memborong beberapa kilogram telur ayam kampung, telur ayam negeri, dan telur bebek dengan total Rp 70 ribu. Sambil berbelanja, Zulhas kembali mengklaim bahwa harga telur terbilang stabil. 

“Stabil aja, Bu ya. Toh Rp 28 ribu banyak pembeli kan?” kata dia sambil menyerahkan belanjaanya pada tim Kemendag. 

Ati menjawab pelanggan telur jumlahnya lumayan, namun kerap mengeluh akan tingginya harga. “Lumayan ada, tapi ada yang mengeluh,” ujarnya. 

Zulhas pun menjawab bahwa keluhan pembeli adalah hal yang wajar. Menurut dia, pedagang juga perlu mendengar keluhan para peternak ayam. 

“Ya kadang-kadang yang pembeli mengeluh, tapi dengar juga dong kawan-kawan peternak ayam,” ucapnya. 

Kendati begitu, Zulhas mengakui harga pangan di Indonesia memang mengalami kenaikan, tak terkecuali telur. Sebelum puasa, misalnya, harga telur Rp 24 ribu sampai Rp 26 ribu. Sedangkan harga telur kemarin menembus Rp 29 ribu dan kini Rp 28 ribu. 

“(Harga telur) Turun RP 1.000, tapi masih tinggi. Saya berharap ini bisa dimaklumin karena peternak ayam, petelur elama dua tahun lebih rugi. Jadi kalau sebulan ini menutupi kerugian yang kemarin, saya kira wajar,” ujar Zulkifli Hasan. 

Baca juga: Luhut Wajibkan Beli Miyak Goreng Curah Pakai PeduliLindungi, Ini Alasannya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »